Terletak di antara ngarai Sungai Oya yang dikelilingi areal
persawahan nan hijau, Air Terjun Sri Gethuk selalu mengalir tanpa mengenal
musim. Gemuruhnya menjadi pemecah keheningan di bumi Gunungkidul yang terkenal
kering.
ksotisme Grand Canyon di daerah utara Arizona, Amerika
Serikat tentunya tak bisa disangkal lagi. Grand Canyon merupakan bentukan alam
berupa jurang dan tebing terjal yang dihiasi oleh aliran Sungai Colorado. Nama
Grand Canyon kemudian diplesetkan menjadi Green Canyon untuk menyebut obyek
wisata di Jawa Barat yang hampir serupa, yakni aliran sungai yang membelah
tebing-tebing tinggi. Gunungkidul sebagai daerah yang sering diasumsikan
sebagai wilayah kering dan tandus ternyata juga menyimpan keindahan serupa,
yakni hijaunya aliran sungai yang membelah ngarai dengan air terjun indah yang
tak pernah berhenti mengalir di setiap musim. Air terjun tersebut dikenal
dengan nama Air Terjun Sri Gethuk.
Kabupaten Gunung Kidul, dahulu sangat terkenal dan identik
dengan kekeringan, hutan gundul, tanah tandus dan berbatu. Namun saat ini kesan
itu mestinya sudah hilang ditelan semilir angin dan rimbunnya pohon pohon hutan
di rakyat yang menutupi berbagai tanah
yang dahulunya kosong dan tandus. Pohon pohon seperti jati dan mahoni begitu
mendominasi selain kelapa, rambutan, sengon, dan lain lain.
Di beberapa kecamatan terutama yang mempunyai pantai memang
masih terasa aroma kering di musim kemarau. Namun jangan salah jika kita semua
mengunjungi suatu tempat di Kecamatan Playen, desa Bleberan…….disitu ada suatu
tempat yang sangat elok, berlimpah air, hamparan sawah yang sangat subur dan
tentu yang sedang naik daun dan sangat terkenal sekarnag adalah tempat yang bernama Air Terjun Sri Getuk. Air
di seputar tempat ini sangat melimpah karena memang beberapa mata air muncul
dari dalam tanah dan beberapa alirannya
masuk melalui tebing yang yang sangat tinggi masuk ke dalam Sungai Oya, sungai yang tidak pernah
kering dan mengalir sepanjang musim. Air
terjun itu terpcah menjadi tiga bagian yang meluncur sangat deras..itulah
indahnya Air Terjun Sri Gethuk di Kecamatan Playen Gunung Kidul.
Jika kita ingin berekreasi ke Air Terjun Sri Gehtuk ini dari
Yogyakarta kita akan menempuh jarak sekitar 45 km. Dari yogyakarta ke arah
Gunungkidul kemudian naik tanjakan yang lumayan terjal di Piyungan dan bukit
Pathuk Gunung Kidul. Terus kemudian akan melalui hutan negara di Bunder terus sampai ketemu pertigaan
traficlight di Gading kemudian belok kanan ke arah Playen. Setelah sampai Playen belok kanan arah
kecamatan Palihan dan sekitar 2 km kita akan ketemu pertigaan dan belok kanan.
Di pertigaan tersebut kita sudah akan melihat banyak petunjuk jalan yang akan
membimbing kita secara mudah untuk dapat menjangkau air terjun Sri Gethuk. Dari
pertigaan tadi kita masih harus
menuempuh perjalanan lagi sepanjang 7 km. ya tinggal 7 km dan sudah lumayan
dekat, tapi….eeiit…jangan salah karena jalan tersebut agak kurang baik dan
cenderung rusak, jadi jalannya juga pelan pelan..memang sih saat itu beberapa
bagian jalan sudah mulai diperbaiki dan aspal juga masih terasa baru. Namun
rupaya masih lumayan panjang juga yang rusak jadi kita perlu musti hati hati.
Satu setengah jam perjalanan kita sampai di lokasi.
Asal muasal nama Sri Gethuk.
Menurut Pak Ngabdani Ketua Kelompok Tani yang mengelola
wisata tersebut. Asal muasal nama Gethuk sebetulnya bukan makanan tradisional
yang berasal dari singkong itu, tapi sebetulnya adalah Kethuk salah satu jenis
perangkat gamelan jawa. Namun lidah kita lebih mudah menyebut Gethuk mengingat
sebelumnya ada kata Sri, jadi hanyalah untuk memudahkan saja. Menurut beliau,
pada jaman kakek-kakek buyutnya. Di seputar air terjun tersebut terdapat
kerajaan lelembut yaitu semacam makhluk halus yang tentu tidak kasat mata. Pada
hari dan saat saat tertentu konon di kerajaan tersebut sering spel atau latihan
menabuh gamelan tersebut. Suara gamelan tersebut sangat nyaring di dengar oleh
warga desa Bleberan. Nah suatu ketika ada sedikit keributan karena salah satu
alat gamelannya hilang. Gamelan yang hilang itu namanya Kethuk. Maka terkenalah
air terjun tersebut bernama Sri Kethuk..atau kemudian juga dan malah lebih
dikenal dengan nama Sri Gethuk. Lokasi ini selanjutnya oleh pemerintah desa
dikembangkan menjadi lokasi wisata dan dibuka sejak tahun 2007.
Setelah sampai dilokasi parkir, ada dua cara untuk mencapai
lokasi air terjun. Pertama dengan berjalan kaki melintasi areal persawaan
sekitar 1.5 km atau yang kedua menuruni anak tangga yang sudah lumayan disemen
menuju dermaga di tepi Sungai Oya untuk naik secamam perahu Gethek yang sdah dimodifikasi
menjadi lebih modern. Drum drum dari
plastik ditata sedemikian rupa dan beri alas papan untuk berdiri penumpang
serta diberi pagar besi untuk pengaman. Perahu ini muat sekitar 7-8 penumpang
dan berjalan digerakkan oleh mesin diesel kecil untuk memutar turbin. Penumpang
dikenai biaya Rp.7.500,- pulang balik per orang untuk naik perahu ini.
Perahupun berjalan pelan kita bisa sambil memotret dan mencari obyek-obyek yang cocok yang
sangat indah sepanjang perjalanan 5 menit ini.
Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk
menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai
tempat ini Anda harus naik kendaraan melewati areal hutan kayu putih milik
PERHUTANI dengan kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal bagus hingga
jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih berganti dengan
ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal pemancingan yang juga berfungsi
sebagai tempat parkir, terdapat dua pilihan jalan untuk mencapai air terjun.
Pilihan pertama yakni menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah nan
hijau berhiaskan nyiur kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik melawan arus
Sungai Oya. Tentu saja YogYES memilih untuk naik rakit sederhana yang terbuat
dari drum bekas dan papan.
Perjalanan menuju Air Terjun Sri Gethuk pun dimulai saat
mentari belum naik tinggi. Pagi itu Sungai Oya terlihat begitu hijau dan
tenang, menyatu dengan keheningan tebing-tebing karst yang berdiri dengan gagah
di kanan kiri sungai. Suara rakit yang melaju melawan arus sungai menyibak
keheningan pagi. Sembari mengatur laju rakit, seorang pemandu menceritakan asal
muasal nama Air Terjun Sri Gethuk. Berdasarkan cerita yang dipercayai
masyarakat, air terjun tersebut merupakan tempat penyimpanan kethuk yang merupakan
salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro. Oleh karena itu disebut
dengan nama Air Terjun Sri Gethuk. Konon, pada saat-saat tertentu masyarakat
Dukuh Menggoran masih sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air
terjun.
0 komentar:
Posting Komentar